Skip to main content

Posts

PENJARA PIKIRAN

Seekor belalang lama terkurung dalam satu kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya, dengan gembira dia melompat-lompat menikmati kebebasannya. Di perjalanan dia bertemu dengan belalang lain, namun dia heran mengapa belalang itu bisa lompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Dengan penasaran dia bertanya,“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh dariku padahal kita tidak jauh berbeda dari usia maupun ukuran tubuh?” Belalang itu menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau tinggal selama ini? Semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan.” Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang telah membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas. Sering kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang tersebut. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan beruntun, perkataan teman,tra...

FILOSOFI JAWA

Filosofi bilangan dalam jawa. Dalam bahasa Indonesia : 21 Dua Puluh Satu, 22 Dua Puluh Dua,...s/d 29 Dua Puluh Sembilan. Dalam bhs Jawa tidak diberi nama Rongpuluh Siji, Rongpuluh Loro, dst; melainkan Selikur, Rolikur,...s/d Songo Likur. Di sini terdapat satuan LIKUR Yang merupakan kependekan dari (LIngguh KURsi), artinya duduk di kursi. Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan “TEMPAT DUDUKNYA”, pekerjaannya, profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya; Ada penyimpangan pada bilangan 25, tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE. SELAWE = (SEneng-senenge LAnang lan WEdok). Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan. Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten). Ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50. Setelah Sepuluh, Rongpuluh, Telung Puluh, Patang puluh, mestinya Limang Puluh. Tapi 50 diucapkan menjadi SEKET. SEKET (SEneng KEthonan : suka memakai Kethu/tutup kepala topi/kopiah...

PUISI PETANI DI NEGERI INI

Petani di Negeri Ku Indonesia negeri ini memang kaya, tentunya. negeri kaya dengan jutaan lahan tanam yang menjadi lahan perumahan terkadang pabrik juga sih, bahkan ribuan timah panas siap untuk mengamankan lahan tanam entah berapa banyak darah di negeriku, hanya sebagai tumbal kaum feodal negeri agraris dengan kuota import melebihi jumlah produksi dalam negeri negeri dengan petani yang membeli hasil buminya dengan harga selangit di pasar saya bingung, mengapa demikian? padahal kita yang menanam. hasil keringat kita sendiri, kita beli dengan harga yang tidak wajar. padahal hasil tanam kita atau kami  di beli dengan harga rendah yang tidak wajar oleh tengkulak, tentunya. Satu petak tanah, puluhan manusia tumbalnya Satu kompleks perumahan, ratusan hektar tanah, ribuan nyawa melayang Esok ia akan bertambah tua sayangku Ku harap dedaunan di atasnya tak beruban telah lama kita hidup bersanding di antara lautan yang mulai mengering hamparan ladang yang mulai ger...

DIBAWAH API DAN DIATAS TANAH YANG SAMA (PERAMPASAN TANAH PETANI)

(Sepulang meladang pak tani pulang ke rumahnya, tetapi rumahnya tampak terkunci karena Istrinya keluar. Dan pak tani menunggu di latar rumah dengan bersabar menunggu istrinya pulang.) Petani : Tokk Tokk..Tokk… (kembali mengetuk pintu, agak lebih keras) TOKK…. Tapi pintu tak dibuka. Ia kembali mengetuk pintu berkali-kali… Petani : Tok..Tokk.Tokk… (Tampak kesal, dan hendak menggedor pintu dengan marah, tetapi kemudian menyabarkan diri. Kemudian duduk di kursi di beranda rumahnya itu, sambil meletakkan tas dan semua bawaannya.) Petani : Pasti istri saya lagi ke rumah Ibunya… Kalau lagi ngambek, dia memang suka begitu…, ngabur ke rumah Ibunya. Kesal, kata orang Jawa. Seolah-solah, kalau sudah Kesal begitu, jadi selesai masalahnya… (Dari radio tetangga lamat-lamat terdengar lagu pop yang cengeng dinyanyikan mendayu, “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku…..”) Petani : Wah, kok ya pas banget lagunya… Anda jangan salah sangka, kalau istri saya kabur karena saya ringan...

3 KARTU KIP, KIS, KKS dan Praktik Negara Kesejahteraan (Welfare State)

Pernyataan pasangan Capres-Cawapres Prabowo dan Sandiaga Uno yang diungkapkan dalam kampanye dan debat resmi kandidat. Pasalnya, kritik keduanya pada program kartu sakti Jokowi, yang dinilai rumit dan birokratis. Bahkan dengan simplistic, Sandi sesumbar akan menggabungkannya dalam satu kartu, Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tulisan ini dimaksudkan untuk mengupas sandaran ideologis konseptualnya, terlepas dari masih banyaknya persoalan di level teknikalitas operasional programnya yang memang masih memerlukan perbaikan. Kartu sakti jkw - adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Ketiga kartu tersebut mengacu pada UU no 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tiga kartu ini juga tercantum dalam poin ke-lima Nawacita Jokowi-JK,  yaitu berkomitmen meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Setelah dilaunching pada akhir 2014. KIP adalah dana bantuan belajar bagi siswa kurang mampu dan siswa berprest...

NARASI DAN HUKUM POLITIK UANG NEGARA INDONESIA PADA PEMILU 17 APRIL 2019

Pada tanggal 17 April 2019 masyrakat indonesia berbondong – bondong ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) terdekat untuk memilih pemimpi baru di indonesia yaitu Pemilihan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden,  Calon Legislatif DPR RI, Calon DPD Provinsi, Calon Legislatif DPR Provinsi, Calon Legislatif DPR Kabupaten/Kota.  Dalam hari yang sama langsung di selenggarakan bersamaan untuk memilih Calon Presiden dan Calon Legislatif dimasing -  masing daerah, tentu hal ini menjadi pembicaraan yang menarik bagi masyarakat Indonesia karna mereka yang mencalonkan menjadi harapan masyarakat untuk menjadi perwakilan membawa Aspirasi dengan menjalankan system pemerintahan.  Kurang lebih waktu yang sediakan selama 8 (Delapan) Bulan untuk berkampanye kepada masyarakat di masing – masing daerah, Waktu yang begitu lama diberikan untuk berkampanye sudah seharusnya dapat memberikan simpati dan kepercayaan kepada masyarakat untuk memilih Calon Presiden dan Calon Wakil Preside...

CERDASLAH MEMBACA INFORMASI DAN BERITA DALAM PERPOLITIKAN UNTUK MENETUKAN PILIHAN CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2019

Sebentar lagi masyarakat Indonesia berbondong – bondong berangkat ke TPS untuk memilih pemimpi baru di Negeri ini, jauh sebelum hari ini himgga kemudian hari pada saat pencoblosan di TPS, banyak narasi yang di manuverkan oleh para politisi untuk mendukung jagoan calonya agar mendapat tempat terbaik di mata masyarakat melalui media massa dengan cara menjatuhkan oposisi. Ujaran kebencian atau hate speech, Hoaks, Propaganda Media Sosial, branding of Crisis, dll, telah dilakukan saling bergantian pada kubu setiap calon yang menjadi bahan tontonan mengelikan bagi para pemilih yang belum menentukan pilihan. Dalam kondisi ini banyak sudah yang menjadi problem social di masyarakat yang di karnakan kefanatikan kepada salah satu calon presiden, yang di awali perdebatan atas profil calon presiden dengan wakilnya hingga penyerangan profil pribadi dalam perdebatan disetiap lapisan masyarakat Indonesia hingga dapat membuat kondisi social runyam, hal ini pun menjadi satu kesatuan dalam ...